- Posted on
- Publikasi STIPAS
- No Comments
STIPAS RUTENG GELAR SEMINAR NASIONAL “KEAGAMAAN DAN KONSTELASI POLITIK NASIONAL”
Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) St. Sirilus Ruteng menyelengarakan seminar nasional di aula STIPAS Ruteng, Manggarai, Sabtu 18 November 2023.
Seminar yang bertema Keagamaan dan Konstelasi Politik Nasional tersebut diselenggarakan secara luring dan daring melalui via zoom.
Peserta yang hadir dalam seminar nasional ini berjumlah 500 peserta yang berasal dari berbagai kalangan yakni civitas akademika STIPAS St. Sirilus Ruteng, Vikjen Keukupan Ruteng, ketua MUI kabupaten manggarai, Kakandepag kabupaten manggarai, Kakandepag manggarai barat, Kakandepag manggarai timur, Ketua Yayasan Sukma Pusat Keuskupan Ruteng, perwakilan dari FKUB Kabupaten Manggarai, perwakilan dari SMA/SMK se kabupaten manggarai, perwakilan para caleg, alumni Stipas Santo Sirilus Ruteng, dan peserta umum lainya.
Rangkaian acara seminar nasional ini diawali dengan penyambutan para narasumber dan moderator secara adat, menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa, sambutan Ketua STIPAS St. Sirilus Ruteng, perkenalan narasumber, pemaparan materi seminar oleh kedua narasumber, diskusi dan foto bersama.
Narasumber dalam seminar nasional ini adalah Dr. Karwadi, dosen dan peneliti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarat dan Dr. Hironimus Bandur, S.Fil, M.Th, dosen dan peneliti STIPAS St. Sirilus Ruteng. Emanuel haru, S.Fil, M.Si selaku meode moderator seminar nasional ini.
“Agama menjadi dasar dalam setiap pertimbangan politik. Konsekuenasinya, agama menjadi payung tertinggi dalam setiap kebijakan politik”, ujar Dr. Karwadi, dosen dan peneliti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai pemateri pertama.
Sebagai informasi, orang seringkali memandang negara Indonesia sebagai sebagai negara agama dan juga sebagai negara sekuler. Sehingga menimbulkan pertanyaan apakah negara dan agama bisa menyatu atau terpisah? Dr. Karwadi dalam kesempatannya menjawab menyatu dan terpisah. Menyatu bahwa agama menjadi payung tertinggi dalam setiap kebijakkan politik dan terpisah bahwa serahkan agama kepada Tuhan dan serahkan urusan pemerintahan kepada kaisar. Dan pada akhirnya bahwa Indonesia adalah negara berdasar Pancasila.
Pada seminar tersebut, politik dan agama menjadi topik utama yang dibahas oleh kedua pembicara. Hal tersebut bukan tanpa alasan karena banyak orang yang menyembunyikan diri dari politik dan juga menggunakan agama untuk berpolitik. Indonesia bukan negara agama dan negara sekuler karena dasar negara kita adalah Pancasila. Semuanya dibahas secara tuntas.
Pada kesempatan tersebut, kedua pemateri berbagi pengetahuan tentang keagamaan dan konstelasi politik nasional yang diharapkan tidak memandang Indonesia sebagai negara agama dan sebagai negara sekular karena dasar negara kita adalah Pancasila.
Tak lupa juga, para peserta seminar nasional tersebut baik yang daring maupun luring diberikan kesempatan untuk bertanya dalam sesi diskusi. Pertanyaan tersebut membahas tentang situasi politik identitas di Indonesia dan tentang banyaknya praktek politik yang mengatasnamakan agama.
Seminar tersebut berlangsung dari pukul 09.00 WITA dan berakhir pada pukul 11.25 WITA.