- Posted on
- Publikasi STIPAS
- No Comments
Lembor, 11/3/2023, Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) St. Sirilus Ruteng mengadakan Seminar dan promosi kampus di SMAS Sta. Familia Wae Nakeng, Poco Rutang, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 09.00 – 12.00 WIT. Kegiatan Seminar ini diikuti 300 lebih Siswa kelas XII SMAS St. Familia Waenakeng, Selain siswa juga diikuti beberapa guru dan pegawai.
Rangkaian Kegiatan Seminar dan Promosi Kampus STIPAS diawali dengan acara kepok tiba atau penerimaan secara Adat Tim Seminar dan Promosi Kampus STIPAS. Dilanjutkan dengan kata sambutan Romo Kepala Sekolah, Rm. Leri menyampaikan ucapan terima kasih kepada Lembaga STIPAS St. Sirilus Ruteng atas inisiatif pelaksanaan seminar sebagai salah satu bentuk promosi Penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun 2023/2024. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dosen pendamping sekaligus pengenalan tim (mahasiswa/i) dan promosi kampus sekaligus menyampaikan materi Seminar.
Seminar yang disampaikan Oleh Dr. Hironimus Bandur, S.Fil, M.Th dengan Tema MODERASI BERAGAMA ORANG MUDA DAN BONUS DEMOGRAFI.
Moderasi beragama pada orang muda adalah sebuah konsep yang mengacu pada kemampuan orang muda untuk mengadopsi pandangan moderat dalam praktik keagamaan mereka. Hal ini melibatkan menghargai perbedaan dalam agama dan keyakinan, menghindari ekstremisme, dan menekankan pada nilai-nilai universal seperti toleransi, kesetaraan, dan keadilan. Berikut beberapa tips yang dapat membantu orang muda dalam mempraktikkan moderasi beragama:
Pertama, Pelajari agama dengan bijak: Pelajari ajaran agama dengan benar dan jangan terjebak pada pemahaman yang sempit. Berbicaralah dengan para pemimpin agama yang moderat dan bertanya tentang cara mereka memandang ajaran agama dan praktik keagamaan yang lebih moderat. Kedua, Pahami bahwa perbedaan keyakinan bukanlah sebuah ancaman: Terbuka untuk memahami bahwa perbedaan keyakinan bukanlah sebuah ancaman, tetapi sebagai sumber pemahaman dan pengenalan yang lebih baik terhadap dunia. Tidak semua orang harus memiliki keyakinan yang sama, namun kita harus tetap menghargai perbedaan tersebut.
Ketiga, Hindari radikalisme dan ekstremisme: Jauhi radikalisme dan ekstremisme, dan belajarlah untuk menghargai keberagaman pendapat serta bersikap adil terhadap semua orang, tanpa memandang suku, agama, ras atau kelompok lainnya.
Keempat, Lakukan dialog yang konstruktif: Jadilah pelopor dalam melakukan dialog yang konstruktif dengan orang yang berbeda keyakinan. Terbuka untuk mendengarkan pandangan mereka dan berbicara dengan cara yang terbuka dan jujur. Jadikan dialog sebagai sarana saling belajar dan memahami.
Kelima, Fokus pada nilai-nilai universal: Fokuslah pada nilai-nilai universal seperti toleransi, kesetaraan, dan keadilan dalam praktik keagamaan. Jadilah contoh bagi orang lain dengan menjalankan praktik keagamaan yang moderat dan menghindari perilaku ekstremisme.
Dalam mempraktikkan moderasi beragama, orang muda dapat menjadi kekuatan positif dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan damai.
Bonus demografi merujuk pada kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) dalam suatu negara jauh lebih besar dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif (usia di atas 65 tahun dan di bawah 15 tahun). Bonus demografi terjadi ketika angka kelahiran menurun, sedangkan angka harapan hidup dan akses ke layanan kesehatan meningkat, sehingga jumlah orang yang berusia produktif meningkat dalam suatu negara.
Bonus demografi dapat memberikan manfaat bagi negara, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan tenaga kerja, dan peningkatan produktivitas. Namun, untuk memanfaatkan bonus demografi dengan baik, negara harus memiliki kebijakan dan program yang tepat, seperti: Pendidikan dan Pelatihan: Menyediakan pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi generasi muda sehingga mereka memiliki keterampilan dan kompetensi yang diperlukan dalam pasar tenaga kerja. Kesehatan dan Kesejahteraan: Menyediakan layanan kesehatan dan perlindungan sosial yang memadai bagi generasi muda dan usia lanjut agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Infrastruktur dan Teknologi: Menyediakan infrastruktur dan teknologi yang memadai, seperti akses ke internet dan transportasi yang memadai, agar generasi muda dapat terhubung dengan pasar global dan meningkatkan keterampilan mereka. Kebijakan Demografi: Mengimplementasikan kebijakan demografi yang tepat, seperti program keluarga berencana dan pembangunan kesehatan masyarakat, untuk memastikan jumlah kelahiran dan kematian tetap seimbang. Dalam memanfaatkan bonus demografi, negara juga harus memperhatikan kesetaraan gender, inklusi sosial, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan memanfaatkan bonus demografi dengan baik, negara dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Rangkaian Kegiatan seminar diselingi dengan lagu dan gerak moderasi beragama oleh mahasiswa/I bersama peserta seminar. Setelah Materi Seminar disampaikan oleh Dr. Hiro Bandur, S.Fil, M.Th Kegiatan dilanjutkan dengan Materi Promosi Kampus STIPAS St. Sirilus Ruteng yang dibawakan oleh Mahasiswa/I, dan dilanjutkan dengan diskusi dan dialog. Seluruh kegiatan ditutup dengan kata sambutan Wakasek Kesiswaan, Bapak Rofinus Ndulu. S. Pd.
Bapak Rofinus dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kampus STIPAS karena mewariskan energi akademik yang baik kepada peserta didik lewat seminar, beliau juga mengharapkan agar Kampus STIPAS St. Sirilus Ruteng bersedia hadir jika diundang lagi dalam kegiatan selanjutnya seperti Seminar ini. Kegiatan dilajutkan dengan Foto Tim Seminar dan Promosi kampus Bersama Siswa kelas XII SMAS Sta. Familia Wae Nakeng, para guru dan pegawai. ** Jey Lejo, S.I.Kom